Selasa, 22 September 2015

My social education

1.Letak astronomis adalah letak suatu tempat dilihat dari posisi garis lintang dan garis bujur. Garis lintang merupakan garis imajiner yang membentang horisontal melingkari bumi sedangkan garis bujur merupakan garis imajiner yang melingkari bumi secara vertikal.
Garis Lintang dan Bujur dibagi menjadi dua yaitu Garis Lintang Utara dan Garis Lintang Selatan yang dibatasi oleh garis ekuator(khatulistiwa) dan Garis Bujur Barat dan dan Bujur Timur yang dibatasi oleh Greenwich Mean Time.

Letak Astronomis Indonesia adalah 6o LU (Lintang Utara) - 11o LS (Lintang Selatan) dan antara 95o BT (Bujur Timur) - 141o BT (Bujur Timur).

Jika dilihat dari posisi astronomis Indonesia terletak di kawasan iklim tropis dan berada di belahan timur bumi.

Indonesia berada di kawasan tropis, hal ini membuat Indonesia selalu disinari matahari sepanjang tahun. Di Indonesia hanya terjadi dua kali pergantian musim dalam setahun yaitu musim kemarau dan hujan. Negara-negara yang memiliki iklim tropis pada umumnya dilimpahi alam yang luar biasa. Curah hujan tinggi akan membuat tanah menjadi subur. Flora dan fauna juga sangat beraneka ragam.



Sedangkan pengaruh dari letak dilihat dari garis bujur, maka Indonesia memiliki perbedaan waktu yang dibagi menjadi tida daerah waktu yaitu Indonesia bagian timur (WIT), Indonesia bagian tengah(WITA), dan Indonesia bagian barat(WIB).
Dampak positif: 
Indonesia terletak pada posisi ekuator / katulistiwa dimana sepanjang tahun mendapat full energy matahari yang bilamana dimanfaatkan untuk kebutuhan seperti listrik akan sangat berguna. 
Energi matahari yang banyak diterima juga berarti terdapat kesuburan dan keanekaragaman satwa maupun fauna, seperti yang terdapat pada hutan hujan. Juga laut tropis yang terdapat beraneka ragam fauna dan flora laut. Hasilnya adalah keuntungan dalam produk2 alam dan juga bahan pangan maupun untuk membangun seperti kayu. 

Keuntungan pada posisi tropis adalah murahnya dalam peluncuran roket keluar angkasa jika suatu saat indonesia bisa melakukan, karena kecepatan orbital ekstra tercepat pada ekuator. 

Dampak negatif: 
Indonesia yang terletak pada ekuator membuat rawan terhadap topan tropis dan juga angin puting beliung yang menghancurkan. 
Daerah tropis cendrung rawan pada aneka ragam virus dan bakteri tropikal yang cendrung berbahaya dan juga menjadi tambah berbahaya dengan suasana lembab pada indonesia
Letak Geografis Indonesia
Letak geografis ditentukan berdasarkan posisi nyata dibanding posisi daerah lain. Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia, serta Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Posisi Indonesia sangat setrategis dan penting dalam kaitannya dengan perekonomian. Indonesia berada persimpangan lalu lintas dunia.Letak geografis merupakan salah satu determinan yang menentukan masa depan dari suatu negara dalam melakukan hubungan internasional. Meski untuk sementara waktu diacuhkan, kondisi geografis suatu negara sangat menentukan peristiwa-peristiwa yang memiliki pengaruh secara global. Robert Kaplan menuturkan bahwa geografi secara luas akan menjadi determinan yang mempengaruhi berbagai peristiwa lebih dari pada yang pernah terjadi sebelumnya (Foreign Policy, May/June, 09).
. 
Letak Geologis Indonesia
Letak geologis adalah letak suatu wilayah melihat keadaan geologinya. Berdasarkan keadaan geologinya, kepulauan di Indonesia dapat dikategorikan menjadi 3 daerah, yaitu :
1. Daerah dangkalan Sunda
2. Daerah dangkalan Sahul
3. Daerah antara dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul
Indonesia bagian barat merupakan bagian dari Benua Asia, Indonesia bagian timur merupakan bagian dari Benua Australia, sedangkan Indonesia bagian tengah merupakan peralihan yang disebut daerah Wallace. Dilihat dari segi jalur pegunungan yang ada, kepulauan Indonesia terletak di antara dua rangkaian pegunungan muda. Pegunungan di Indonesia bagian barat merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Sirkum Mediterania, sedangkan pegunungan Indonesia bagian timur merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik.
Akibat dari letak geologis Indonesia tersebut adalah:
1. Kepulauan Indonesia memiliki banyak gunung api yang aktif.
2. Laut di bagian Indonesia barat dan lndonesia timur dangkal, di Indonesia tengah lautnya dalam.
3. Indonesia menyimpan banyak barang tambang mineral
4. Wilayah Indonesta termasuk daerah yang labil dan sering mengalami gempa bumi tektonik dan vulkanik
5. Pegunungan di Indonesia merupakan rangkaian pegunungan muda Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik
















2.Gerak semu Matahari
1. gerak semu harian matahari
penyebab: rotasi bumi (gerak putar bumi pada sumbu putarnya). kala rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4.1 detik
gerak semu harian matahari mengakibatkan perubahan posisi matahari setiap harinya. matahari terlihat terbit di timur dan tenggelam di barat. padahal gerak semu ini teramati karena bumi kita yang ber-rotasi dengan arah sebaliknya, dari barat ke timur. sehingga akan muncul tampak kesan semu bahwa dari sudut pandang kita (sebagai pengamat) di bumi, matahari-lah yang bergerak mengelilingi.
2. gerak semu tahunan matahari
penyebab: revolusi bumi
bumi membutuhkan waktu selama 1 tahun untuk bergerak mengelilingi matahari (revolusi). bumi, selain bergerak mengelilingi matahari, juga bergerak berputar terhadap sumbunya (rotasi). tetapi sumbu rotasi bumi ini tidak sejajar terhadap sumbu revolusi, melainkan sedikit miring sebesar 23,5 derajat. akibat dari miringnya sumbu rotasi bumi itu, matahari tidak selalu terlihat di atas khatulistiwa mumi, matahari akan terlihat berada di bagian utara dan selatan bumi. selama setengah tahun, matahari lebih banyak menerangi bumi bagian utara, dan setengah tahun berikutnya matahari lebih banyak menerangi bumi bagian selatan.
dalam gerak semunya, matahari akan tampak bergerak dari khatulistiwa (equator) antara 23,5 derajat lintang utara dan lintang selatan. pada tanggal 21 maret – 21 juni, matahari bergeser dari khatulistiwa menuju ke utara dan akan berbalik arah setelah mencapai 23,5 derajat lintang utara dan kembali bergerak menuju khatulistiwa. setelah itu, matahari akan tampak bergerak ke selatan dan berbalik arah setelah mencapai 23,5 derajat lintang selatan.
sekitar tanggal 21 maret saat matahari melintasi ekuator langit, momen ini juga disebut “hari pertama musim semi”. saat matahari mencapai deklinasi ini pada titik balik matahari musim panas sekitar bulan juni 21. hari ini juga disebut “pertengahan musim panas” atau “hari pertama musim panas”. matahari mencapai deklinasi dari -23,5 derajat pada titik balik matahari musim dingin, sekitar 21 desember.
3.Angin Muson

Sejarah

Kata "muson" tampaknya berasal dari sebuah kata dalam bahasa Arab (mosem), yang berarti musim. Kata ini paling sering digunakan untuk merujuk kepada perubahan musiman arah angin di sepanjang pesisir Samudra Hindia, khususnya di Laut Arab, yang bertiup dari barat daya untuk setengah tahun dan dari timur laut untuk setengah tahun lainnya.
Pelaut Yunani dalam legenda, Hippalus secara tradisional dianggap sebagai orang pertama yang menggunakan muson untuk mempercepat pelayaran sepanjang Samudra Hindia; nama kuno untuk angin muson di daerah ini juga dipanggil Hippalus. Meskipun begitu, kemungkinan besar Hippalus hanyalah orang Yunani pertama yang memanfaatkan angin muson karena para pelaut Yaman telah melakukan perdagangan dengan India lama sebelum masanya.

Proses

Muson terjadi karena daratan menghangat dan menyejuk lebih cepat daripada air. Hal ini menyebabkan suhu di darat lebih panas daripada di laut pada musim panas. Udara panas di darat biasanya berkembang naik, menciptakan daerah bertekanan rendah. Ini menciptakan sebuah angin yang sangat konstan yang bertiup ke arah daratan. Curah hujan yang terkait disebabkan udara laut yang lembap yang dialihkan ke arah pegunungan, yang kemudian menyebabkan pendinginan, dan lalu pengembunan.
Pada musim dingin, udara di darat menjadi lebih sejuk dengan cepat, tetapi udara panas di laut bertahan lebih lama. Udara panas di atas laut berkembang naik, menciptakan daerah bertekanan rendah dan angin sepoi-sepoi dari darat ke laut. Karena perbedaan suhu antara laut dan daratan lebih kecil dibandingkan saat musim panas, angin muson musim dingin tidak begitu konstan.
Muson mirip dengan angin laut, namun ukurannya lebih besar, lebih kuat dan lebih konstan.

Sistem muson

Dengan semakin bertambahnya pengetahuan mengenai muson, definisi "muson" telah melebar, dan kini termasuk segala fenomena yang terkait dengan siklus cuaca tahunan di benua AsiaAustralia, dan Afrika yang tropis dan subtropis serta lautan dan samudra di wilayah-wilayah tersebut. Di daerah-daerah inilah siklus-siklus peristiwa cuaca yang paling hebat dan dramatis di Bumi terjadi.
Selain itu, sistem muson diketahui selalu terjadi saat pembentukan benua-benua raksasa seperti Pangea bersama dengan cuaca kontinental yang ekstrem.

Muson barat

Muson barat atau muson musim dingin timur laut adalah angin yang bertiup pada bulan Oktober-April di Indonesia. Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan bumi selatan, yang menyebabkan benua Australia sedang mengalami musim panas, berakibat pada tekanan minimum dan benua Asia lebih dingin, berakibat memiliki tekanan maksimum. Menurut hukum Buys Ballot, angin akan bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekenan minimum, sehingga angin bertiup dari benua Asia menuju benua Australia, dan karena menuju Selatan Khatulistiwa/Equator, maka angin akan dibelokkan ke arah kiri. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim hujan akibat adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini, saat melalui lautan luas di bagian utara (Samudra Pasifik dan Laut Tiongkok Selatan).

Muson timur

Muson timur atau muson musim panas barat daya adalah angin yang bertiup pada bulan April-Oktober di Indonesia. Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan bumi utara, sehingga menyebabkan benua Australia musim dingin, sehingga bertekanan maksimum dan Benua Asia lebih panas, sehingga bertekanan minimum. Menurut hukum Buys Ballot, angin akan bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum, sehingga angin bertiup dari benua Australia menuju benua Asia, dan karena menuju utara Khatulistiwa/Equator, maka angin akan dibelokkan ke arah kanan. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim kemarau akibat angin tersebut melalui gurun pasir di bagian utara Australia yang kering dan hanya melalui lautan yang sempit.

4.Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia


Belasan ribu pulau tersebar di seluruh wilayah Indonesia, baik yang berukuran besar maupun kecil. Jumlah pulau di wilayah Indonesia seluruhnya mencapai 13.466 pulau. Luas wilayahnya mencapai 5.180.053 km2, terdiri dari daratan seluas 1.922.570 km2 dan lautan seluas 3.257.483 km2. Ini berarti wilayah lautannya tiga kali lebih luas daripada wilayah daratannya.

Peta Fisiografis Indonesia

Jika kita perhatikan keadaan pulau-pulau di Indonesia, tampak adanya berbagai macam bentuk muka bumi. Bentuk muka bumi pada umumnya, dan Indonesia pada khususnya dapat dibedakan menjadi (1) dataran rendah, (2) dataran tinggi, (3) bukit, (4) gunung, dan (5) pegunungan. peta fisiografi Indonesia berikut ini memperlihatkan sebaran dari bentuk muka bumi di bumi Indonesia.

Bentuk Muka Bumi Indonesia
Peta Fisiografi Indonesia
Pada peta fisiografi yang menunjukkan bentuk muka bumi Indonesia, tampak sebaran bentuk muka bumi Indonesia mulai dataran rendah sampai pegunungan. Untuk memahami maksud peta tersebut, lihatlah legenda atau keterangan peta, warna kuning menunjukkan dataran rendah, warna hijau menunjukkan daerah perbukitan, sedangkan warna cokelat menunjukkan pegunungan.


Bagaimana pengaruh keragaman bentuk muka bumi Indonesia terhadap keragaman aktivitas penduduk Indonesia?
Secara umum, setiap bentuk muka bumi selalu menunjukkan bahwa pola aktivitas penduduk yang satu selalu berbeda dengan daerah lainnya. Gambaran tentang keadaan muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia adalah sebagai berikut.

A. Dataran Rendah
Salah satu bentuk muka bumi adalah dataran rendah yang merupakan hamparan luas tanah, bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m dpal. Di Indonesia, aktivitas penduduk di daerah dataran rendah yang dominan adalah permukiman dan pertanian. Di Pulau Jawa, lahan dataran rendah dimanfaatkan oleh penduduk untuk bercocok tanam padi sehingga Jawa menjadi pulau penghasil padi terbesar di Indonesia.

Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah, yaitu :
Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia
  1. Di daerah dataran rendah, pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dapat dilakukan oleh penduduk.
  2. Di daerah dataran, lahan yang subur banyak dijumpai karena biasanya berupa tanah aluvial (hasil endapan sungai yang subur).
  3. Dataran rendah dekat dengan pantai hingga banyak penduduk yang bekerja sebagai nelayan.
  4. Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut.
Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di dataran rendah. Pemusatan penduduk di dataran rendah kemudian perlahan berkembang menjadi daerah perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan di Indonesia maupun dunia, terdapat di dataran rendah.

Aktivitas pertanian di dataran rendah biasanya adalah aktivitas pertanian lahan basah. Aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya cukup banyak tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat untuk tanaman padi yang dikenal dengan pertanian sawah.

Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang, dataran rendah juga memiliki potensi bencana alam. Bencana alam yang berpotensi terjadi di dataran rendah adalah tsunami, banjir, dan gempa.

Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai yang tak mampu lagi ditampung oleh alur sungai. Tidak mampunya sungai menampung aliran air bisa terjadi karena disebabkan oleh aliran air dari daerah hulu yang terlalu besar, pendangkalan sungai, penyempitan alur sungai, atau banyaknya sampah di sungai yang menghambat aliran sungai.

Bencana banjir mempunyai beberapa tanda yang dapat kita lihat. Secara umum, tanda-tanda tersebut antara lain sebagai berikut.
  1. Terjadinya hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi tanpa disertai dengan proses infiltrasi (penyerapan) yang baik.
  2. Air melebihi batas sempadan sungai sehingga meluap dan akhirnya menggenangi daerah sekitarnya.
  3. Air yang jatuh ke permukaan tidak dapat mengalir dengan baik disebabkan oleh saluran drainase yang ada tidak berfungsi dengan baik sehingga air tersumbat dan tidak dapat mengalir dengan baik.
  4. Air tidak dapat menyerap ke dalam tanah karena berkurangnya vegetasi sebagai penyerap atau penyimpan air.

Apa saja yang harus dilakukan untuk menghindari banjir? Agar terhindar dari bencana banjir, sebaiknya perhatikanlah hal-hal berikut ini.
  1. Hindari tinggal di wilayah-wilayah yang rentan bahaya banjir, seperti di dataran banjir atau dataran yang biasa terkena banjir.
  2. Tinggikan bangunan tempat tinggal hingga perabotan rumah dan peralatan listrik aman dari genangan air.
  3. Bersama-sama dengan anggota masyarakat lainnya membangun tanggul yang cukup tinggi untuk menghambat air masuk ke lingkungan tempat tinggal kita.
Pantai merupakan bagian dari dataran rendah yang berbatasan dengan laut. Ancaman bencana di daerah pantai yang mengancam penduduk adalah tsunami. Apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghindari bahaya tsunami? kalian sebaiknya menyiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya tsunami dengan memperhatikan hal-hal berikut ini.
  • Jika kalian tinggal di daerah pantai dan merasakan adanya gempa kuat yang disertai dengan suara ledakan di laut, sebaiknya segera bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan terjadinya tsunami. Segera tinggalkan daratan pantai tempat kalian tinggal jika gempa kuat terjadi.
  • Jika melihat air pantai mendadak surut sehingga dasar laut tampak jelas, segera jauhi pantai karena hal itu merupakan peringatan alam bahwa akan terjadi tsunami.
  • Tanda-tanda alam lainnya yang terkadang terjadi seperti banyaknya ikan di pantai dan tiba-tiba banyak terdapat burung.
  • Seringkali gelombang tsunami yang kecil disusul oleh gelombang raksasa di belakangnya. Oleh karena itu, kalian harus waspada.
  • Lembaga pemerintah yang berwenang biasanya selalu memantau kemungkinan terjadinya tsunami. Oleh karena itu, jika belum ada pernyataan “keadaan aman”,  sebaiknya tetap menjauhi pantai.
Bentuk muka bumi juga mempengaruhi potensi bencana alam, potensi bencana yang juga mengancam daerah pantai adalah gempa. Sebenarnya tidak semua wilayah pantai di Indonesia berpotensi gempa. Wilayah pantai Indonesia yang berpotensi gempa adalah Pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa sampai Nusa Tenggara berpotensi gempa. Pantai di Pulau Kalimantan relatif aman dari gempa karena jauh dari pusat gempa. Wilayah lainnya adalah Sulawesi, Maluku, Papua, dan sejumlah pulau lainnya. Ancaman gempa juga mungkin terjadi di daerah perbukitan dan pegunungan.

B. Bukit dan Perbukitan
Bentuk lain dari muka bumi adalah Bukit yang merupakan bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan daerah di sekelilingnya, dengan ketinggian kurang dari 600 m dpal. Bukit tidak tampak curam seperti gunung.


Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu.
Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia
Di daerah perbukitan, aktivitas permukiman penduduk tidak seperti di dataran rendah. Permukiman tersebar pada daerah-daerah tertentu atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Penduduk biasanya memanfaatkan lahan datar yang luasnya terbatas di antara perbukitan. Permukiman umumnya dibangun di kaki-kaki perbukitan atau lembah perbukitan karena biasanya di tempat tersebut ditemukan mata air atau sungai sebagai sumber air untuk aktivitas penduduk.

Di daerah perbukitan, pada umumnya aktivitas pertanian adalah pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering merupakan pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan airnya terbatas atau hanya mengandalkan air hujan. Istilah pertanian lahan kering sama dengan ladang atau huma yang dilakukan secara menetap maupun berpindah-pindah seperti di Kalimantan. Tanaman yang ditanam umumnya berupa umbi-umbian atau palawija dan tanaman tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada bagian lereng yang masih landai dan lembah perbukitan, sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi.

Aktivitas ekonomi di daerah perbukitan biasanya sulit berkembang menjadi sebuah pusat perekonomian. Di daerah perbukitan, mobilitas manusia tidak semudah di daerah dataran sehingga pemusatan permukiman dan industri relatif terbatas. Meskipun demikian, daerah perbukitan dapat dikembangkan menjadi daerah pariwisata karena panorama alamnya yang indah dan suhu udaranya yang sejuk. Aktivitas pariwisata yang dapat dikembangkan di daerah ini antara lain wisata alam yang tujuannya menikmati pemandangan daerah perbukitan yang indah.

Seperti halnya dataran rendah, daerah perbukitan memiliki potensi bencana alam. Potensi bencana alam yang dapat terjadi di daerah perbukitan
adalah longsor. Agar terhindar dari bencana longsor dan dampak yang ditimbulkan pada saat dan setelah terjadi longsor, cara-cara berikut diharapkan dapat membantu.
  1. Hindarilah membangun rumah di wilayah yang rawan longsor seperti di daerah lereng yang curam, dekat dengan tepi gunung, dekat dengan jalur aliran air atau drainase.
  2. Kenalilah tanda-tanda akan terjadinya longsor di sekitar kita, yaitu seperti berikut.

  • Perubahan, pergeseran, atau retakan yang melebar secara perlahan-lahan pada tanah dan jalan.
  • Pintu dan jendela macet untuk pertama kalinya.
  • Retakan baru yang muncul pada lantai dan tembok.
  • Fasilitas-fasilitas rumah di bawah tanah, seperti pipa saluran air pecah atau retak.
  • Tonjolan tanah terlihat pada dasar dari suatu lereng.
  • Air dari pipa atau sumber air keluar dari tanah pada lokasi baru.
  • Pagar, pohon, dan dinding bergeser.
  • Suara gemuruh bertambah kuat.
  • Terdapat suara suara aneh atau tidak biasa seperti suara pohon yang patah atau suara bebatuan yang saling bertumbukan.



C. Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah salah satu bentuk muka bumi yang merupakan daerah datar yang tingginya lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti di dataran rendah. Oleh sebab itu, beberapa dataran tinggi di Indonesia berkembang menjadi pusat ekonomi penduduk.


Aktivitas penduduk di dataran tinggi pada bidang ekonomi, khususnya pertanian, dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan dengan kemiringan lereng tertentu. Agar mudah menanam, penduduk menggunakan teknik sengkedan dengan memotong bagian lereng tertentu agar menjadi datar. Teknik ini kemudian juga bermanfaat mengurangi erosi (pengikisan oleh air).
Bentuk Muka Bumi dan Aktivitas Penduduk Indonesia

Aktivitas penduduk di dataran tinggi dalam bidang pertanian juga berkembang dengan baik. Di daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe. Sejumlah dataran tinggi juga menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata, misalnya Bandung dan Dieng.

Potensi bencana alam di dataran tinggi biasanya adalah banjir. Karena bentuk muka buminya yang datar, dataran tinggi memiliki potensi menimbulkan genangan air. Tanda-tanda bencana banjir dan upaya menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.



D. Gunung dan Pegunungan
Gunung merupakan bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekelilingnya. Biasanya bagian yang menjulang tersebut dalam bentuk puncak-puncak gunung dengan ketinggian 600 meter dpal atau lebih. Sedangkan pegunungan merupakan bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal.

Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi sebagai tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus. Sebagian gunung yang ada di Indonesia merupakan gunung berapi yang aktif. Ciri gunung berapi yang aktif adalah terjadinya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan lontaran material dari dalam gunung berapi.

Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, seperti gunung berapi Tambora dan Krakatau.


Penduduk yang tinggal di gunung atau pegunungan memanfaatkan lahan yang terbatas untuk pertanian. Lahan-lahan dengan kemiringan yang cukup besar masih dimanfaatkan penduduk. Komoditas yang dibudidayakan di pegunungan biasanya adalah sayuran dan buah-buahan. Sebagian penduduk memanfaatkan lahan yang miring dengan menanam beberapa jenis kayu untuk dijual.

Bentuk Muka Bumi
Seperti halnya di daerah perbukitan, aktivitas permukiman sulit dilakukan secara luas. Hanya pada bagian tertentu saja yang relatif datar dimanfaatkan untuk permukiman. Permukiman dibangun di daerah yang dekat dengan sumber air, terutama di daerah lereng bawah atau di kaki gunung. Selain pertanian, aktivitas di daerah pegunungan yang berkembang adalah pariwisata. Pemandangan alam yang indah dan udaranya yang sejuk menjadi daya tarik wisata.

Keragaman bentuk muka bumi ternyata diikuti pula oleh keragaman aktivitas penduduk dan komoditas yang dihasilkannya. Daerah pegunungan dan perbukitan biasanya menghasilkan produk-produk pertanian berupa buah-buahan, sayuran, dan palawija. Daerah ini memasok kebutuhan penduduk di daerah dataran yang umumnya merupakan pusat-pusat permukiman penduduk. Sebaliknya, daerah dataran menghasilkan banyak produk industri yang dikonsumsi oleh daerah-daerah lainnya. Mobilitas atau pergerakan penduduk dan barang terjadi di antara daerah-daerah tersebut karena perbedaan aktivitas penduduk dan komoditas yang dihasilkannya.

Potensi bencana alam di daerah pegunungan yang harus kita waspadai adalah longsor dan letusan gunung berapi. Tanda-tanda longsor dan upaya-upaya untuk menghindarinya telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Setelah membaca artikel ini, diharapkan kita dapat mengerti bagaimana perbedaan-perbedaan aktivitas penduduk dengan berbagai bentuk permukaan bumi, seperti aktivitas penduduk di dataran rendah, aktivitas penduduk di daerah perbukitan, aktivitas penduduk di dataran tinggi dan aktivitas penduduk di daerah pegunungan.

catatan : dpal = di atas permukaan air laut 

5.Kegiatan Penduduk
1.Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Biasanya bagian yang menjulang tinggi tersebut dalam bentuk puncak-puncak gunung dengan ketinggian 600 meter dpal. Pegunungan adalah bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal.Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi memberikan kesuburan bagi wilayah di sekitarnya. Hal itu menjadi salah satu alasan bagi banyak penduduk untuk tinggal di wilayah sekitar gunung berapi karena lahan tersebut sangat subur untuk kegiatan pertanian.

Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus.

Sebagian gunung yang ada di Indonesia merupakan gunung berapi yang aktif. Ciri gunung berapi yang aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan lontaran material dari dalam gunung berapi.

Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, yaitu gunung berapi Tambora dan Krakatau.

Penduduk yang tinggal di gunung atau pegunungan memanfaatkan lahan yang terbatas untuk pertanian. Lahan-lahan dengan kemiringan yang cukup besar masih dimanfaatkan penduduk. Komoditas yang dikembangkan biasanya adalah sayuran dan buah-buahan. Sebagian penduduk memanfaatkan lahan yang miring dengan menanam beberapa jenis kayu untuk dijual.

Pemukiman di daerah pegunungan

Aktivitas permukiman sulit dilakukan secara luas, hanya pada bagian tertentu saja yang relatif datar dimanfaatkan untuk permukiman. Permukiman dibangun di daerah yang dekat dengan sumber air, terutama di lereng bawah atau di kaki gunung. 

Selain pertanian, aktvitas penduduk daerah pegunungan lainnya yang berkembang adalah pariwisata. Pemandangan alam yang indah dan udaranya yang sejuk menjadi daya tarik wisata.Daerah pegunungan pada umumnya menghasilkan produk-produk pertanian berupa sayuran, buah-buahan, dan palawija.

Indonesia memiliki banyak gunung dan pegunungan. Sebagian dari gunung tersebut merupakan gunung berapi. Keberadaan gunung berapi tidak hanya menimbulkan bencana, tetapi juga membawa manfaat bagi wilayah sekitarnya. 

2.Dataran daerah rendah adalah bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m di atas permukaan air laut (dpal). Di daerah dataran daerah rendah, aktivitas yang dominan adalah aktivitas permukiman dan pertanian. Di daerah ini biasanya terjadi aktivitas pertanian dalam skala luas dan pemusatan penduduk yang besar. Di Pulau Jawa, penduduk memanfaatkan lahan dataran daerah rendah untuk menanam padi, sehingga pulau Jawa menjadi sentra penghasil padi terbesar di Indonesia. 

Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran daerah rendah, yaitu seperti berikut.
  1. Di dataran daerah rendah, penduduk mudah melakukan pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya.
  2. Di dataran daerah rendah, banyak dijumpai lahan subur karena biasanya berupa tanah hasil endapan yang subur atau disebut tanah alluvial.
  3. Dataran daerah rendah biasanya dekat dengan pantai, sehingga banyak penduduk yang bekerja sebagai nelayan.
  4. Dataran daerah rendah memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut.
Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di dataran daerah rendah. Pemusatan penduduk di dataran daerah rendah kemudian berkembang menjadi daerah perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan di Indonesia, bahkan dunia, terdapat di dataran daerah rendah. Aktivitas pertanian di dataran daerah rendah umumnya adalah aktivitas pertanian lahan basah. Aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah rendah yang sumber airnya cukup tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya dimanfaatkan untuk tanaman padi yang dikenal dengan pertanian sawah.

Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang, dataran daerah rendah juga memiliki potensi bencana alam. Bencana alam yang berpotensi terjadi di dataran daerah rendah adalah banjir, tsunami, dan gempa.

Banjir di dataran daerah rendah terjadi karena aliran air sungai yang tidak mampu lagi ditampung oleh alur sungai. Tidak mampunya sungai menampung aliran air dapat terjadi karena aliran air dari daerah hulu yang terlalu besar, pendangkalan sungai, penyempitan alur sungai, atau banyaknya sampah di sungai yang menghambat aliran sungai.

Bencana banjir memiliki beberapa tanda yang dapat kita lihat. Secara umum, tanda-tanda tersebut antara lain sebagai berikut :
  1. Terjadinya hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi tanpa disertai dengan proses infiltrasi/penyerapan yang baik.
  2. Air melebihi batas sempadan sungai sehingga meluap dan menggenangi daerah sekitarnya.
  3. Air yang jatuh ke permukaan tidak dapat mengalir dengan baik karena saluran drainase yang ada tidak berfungsi dengan baik sehingga air tersumbat dan tidak dapat mengalir dengan baik.
  4. Air tidak menyerap ke dalam tanah karena berkurangnya vegetasi sebagai penyerap atau penyimpan air.
Pantai merupakan bagian dari dataran rendah yang berbatasan dengan laut. Di daerah pantai, ancaman bencana yang mengancam penduduk adalah tsunami. Apa yang sebaiknya dilakukan untuk menghindari bahaya tsunami? Kamu sebaiknya menyiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya tsunami dengan memperhatikan hal-hal berikut ini.
  • Jika kamu tinggal di daerah pantai dan merasakan adanya gempa kuat yang disertai dengan suara ledakan di laut, sebaiknya kamu bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan terjadinya tsunami. Segera tinggalkan daratan pantai tempat kamu tinggal jika gempa kuat terjadi.
  • Jika kamu melihat air pantai mendadak surut sehingga dasar laut tampak jelas, segera jauhi pantai karena hal itu merupakan peringatan alam bahwa akan terjadi tsunami.
  • Tanda-tanda alam lainnya kadang terjadi seperti banyaknya ikan di pantai dan tiba-tiba banyak terdapat burung.
Seringkali gelombang tsunami yang kecil atau rendah disusul oleh gelombang raksasa di belakangnya. Oleh karena itu, kamu harus waspada. Lembaga pemerintah yang berwenang biasanya selalu memantau kemungkinan terjadinya tsunami. Oleh karena itu, jika belum ada pernyataan “keadaan aman”, kamu sebaiknya tetap menjauhi pantai.

Peristiwa tsunami dapat menimbulkan kerusakan dan korban jiwa.
Peristiwa tsunami dapat menimbulkan
kerusakan dan korban jiwa.
Potensi bencana yang juga mengancam daerah pantai adalah gempa. Sebenarnya tidak semua wilayah pantai di Indonesia berpotensi gempa. Pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa sampai Nusa Tenggara berpotensi gempa. Pantai di Pulau Kalimantan relatif aman dari gempa karena jauh dari pusat gempa. Wilayah lainnya adalah Sulawesi, Maluku, Papua, dan sejumlah pulau lainnya. Ancaman gempa juga dapat terjadi di daerah perbukitan dan pegunungan.

Wawasan
Jika daerahmu termasuk daerah rawan bencana, agar tidak menjadi korban bencana gempa, sebaiknya perhatikan hal-hal berikut.

a. Pada saat sebelum terjadi gempa
  • Kaitkan rak, lemari, dan perabotan lainnya ke dinding agar tidak menimpa kita pada saat gempa.
  • Tempatkan barang-barang lebih berat di bagian bawah lemari atau rak agar lemari atau rak tidak mudah jatuh.
  • Simpan barang pecah belah pada tempat yang lebih rendah dan tertutup.
  • Gantungkan barang-barang yang agak berat seperti lukisan dan cermin jauh dari tempat tidur dan tempat duduk.
  • Pastikan lampu hias yang digantung menggunakan bahan atau tali yang kuat dan tidak mudah lepas.
  • Perbaiki kabel dan sambungan gas yang rusak karena berpotensi menimbulkan kebakaran.
  • Perbaiki retakan-retakan pada dinding dan fondasi rumah.
  • Simpan bahan-bahan berbahaya seperti pestisida dan produk-produk yang mudah terbakar pada tempat yang aman, misalnya pada kotak khusus dan simpan di bawah.
  • Kenali tempat yang aman baik di dalam rumah maupun di luar rumah seperti berlindung di bawah perabotan yang kokoh (meja yang berat dan kuat).
  • Sediakanlah barang-barang yang diperlukan jika terjadi bencana, lampu senter dan batere cadangan, kotak P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan), makanan dan air untuk keadaan darurat, sepatu yang kuat, alat-alat pemecah dan pemotong seperti palu, gergaji, dan lain-lain.
b. Pada saat terjadi gempa
  • Cari perlindungan di bawah meja atau perabotan lainnya yang kokoh, berpeganganlah sampai gempa berhenti. Jika tidak ada meja di dekat kamu, lindungilah kepala dan muka dengan tangan dan bungkukkan atau meringkuk di sudut bagian dalam bangunan.
  • Jika bangunan diperkirakan cukup kuat, tetap bertahan di dalam ruangan sampai gempa berhenti dan aman untuk pergi keluar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan luka terjadi saat korban berupaya pindah lokasi dalam ruangan atau berusaha pergi keluar. Pada saat berpindah lokasi, korban umumnya tertimpa runtuhan puing-puing bangunan.
  • Menjauhlah dari tempat barang-barang yang terbuat dari kaca atau gelas seperti jendela kaca, cermin, gambar atau barang-barang yang dapat menimpa kita.
  • Bertahanlah di tempat tidur jika kamu di sana saat gempa terjadi. Berpeganganlah dan lindungi kepala dengan bantal. Jika di atas kita ada lampu yang tergantung, pindahlah ke tempat yang aman.
  • Jika kondisi bangunan diketahui rawan untuk ambruk, misalnya bangunan tua yang rapuh, segeralah keluar secepatnya.
  • Jangan gunakan elevator jika kamu sedang berada dalam sebuah gedung. 
Jika kamu sedang ada di luar, lakukan hal-hal berikut.
  • Bertahanlah dan jauhi bangunan, pohon, lampu-lampu jalan, jalur telepon dan listrik serta jalan layang.
  • Tetaplah berada di luar sampai gempa berhenti. Bahaya terbesar terjadi saat orang berlarian keluar dan terkena runtuhan gedung. Bertahanlah di tempat tidur jika kamu di sana saat gempa terjadi. Berpeganganlah dan lindungi kepala dengan bantal. Jika di atas kita ada lampu yang tergantung, pindahlah ke tempat yang aman.
  • Jika bangunan diperkirakan cukup kuat, tetap bertahan di dalam ruangan sampai gempa berhenti dan aman untuk pergi keluar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan luka terjadi saat korban berupaya pindah lokasi dalam ruangan atau berusaha pergi keluar. Pada saat berpindah lokasi, korban umumnya tertimpa runtuhan puing-puing bangunan.
  • Jika kondisi bangunan diketahui rawan untuk ambruk, misalnya bangunan tua yang rapuh, segeralah keluar secepatnya.
  • Jangan gunakan elevator jika kamu sedang berada dalam sebuah gedung.
  • 2.Dataran tinggi adalah adalah daerah datar yang memiliki ketinggian lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti halnya di dataran rendah. Oleh karena itu, beberapa dataran tinggi di Indonesia berkembang menjadi pemusatan ekonomi penduduk, contohnya Dataran Tinggi Bandung.

    Aktivitas pertanian juga berkembang di dataran tinggi. Di daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe.
  • Sejumlah dataran tinggi menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik penduduk untuk berwisata ke daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata misalnya Bandung dan Dieng.
  • 3.Aktivitas Penduduk di Dataran Tinggi
    Wilayah dataran tinggi memiliki banyak pegunungan yang memanjang dan masih aktif. Wilayah daratan dengan banyaknya pegunungan dan perbukitan, menyebabkan wilayah tersebut memiliki kesuburan tanah dan udara yang sejuk, dan alam yang indah. Tanah yang subur dan udara yang sejuk sangat cocok untuk kegiatan pertanian dan juga pariwisata. Aktivitas penduduk yang berada di daerah pengunungan antara lain sebagai berikut.
    1. Pertanian.Wilayah daratan dengan banyak pegunungan dan perbukitan memiliki udara yang subur dan udara yang sejuk sehingga sangat diminati penduduk yang kegiatan utamanya di bidang pertanian. Sebagian besar penduduk juga masih banyak yang tergantung pada alam dan memanfaatkan hasil dari alam. Penduduk daerah pegunungan juga banyak yang memanfaatkan suhu udara yang dingin untuk menanam sayuran dan tanaman perkebunan. Di daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe. Tanaman perkebunan yang ditanam di dataran tinggi antara lain teh, kakao, dan kopi.
    2. Pariwisata. Kegiatan pariwisata sangat cocok di daerah pegunungan. Sejumlah dataran tinggi menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah menjadi daya tarik penduduk untuk berwisata ke daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata misalnya Bandung dan Dieng.
    3. Peternakan. Peternakan banyak diusahakan di daerah pegunungan karena iklimnya yang cocok. Daerah dataran tinggi mempunyai iklim yang cukup dingin. Dengan udara yang sejuk ini rumput dan tumbuhan yang menjadi pakan ternak akan tumbuh dengan baik. Kondisi demikian cocok untuk memelihara ternak. misalnya sapi perah, kambing, kelinci, ayam pedaging dan ayam petelur. 
    4. Perdagangan. Kondisi iklim pegunungan yang sangat cocok untuk pertanian dan perkebunan sehingga banyak menhasilkan sayuran dan hasil tanaman lainnya. Pedagang dataran tinggi membeli hasil daerah dataran tinggi seperti sayur-sayuran, buah-buahan, kopi, dan cengkeh. Biasanya hasil pertanian mereka dijual kepada para pedagang yang nantinya akan menjual hasil pertanian tersebut ke daerah lain.
    5. Buruh perkebunan . Di daerah dataran tinggi biasanya terdapat perkebunan besar. Perkebunan tersebut biasanya membutuhkan tenaga kerja untuk kegiatan dalam perkebunan tersebut. Banyak penduduk di sekitar perkebunan yang bekerja sebagai buruh perkebunan. Misalnya buruh di perkebunan teh, kopi dan cengkeh
    1. Flora dan Fauna Asiatis
    Flora dan fauna Asiatis disebut juga flora dan fauna Leurasia. Jenis ini berada di paparan sunda, yang terdiri dari Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali.
    Garis Wallace merupakan garis pembatas flora dan fauna asiatis. Garis ini membentang melalui selat Lombok dan Sekat Makasar. Jenis flora Asiatis yaitu rotan, kayu jati, beringin, pakis-pakisan, akasia, pohon durian, cemara, kayu ulin,dan lain sebagainya.
    Jenis fauna Asiatis antara lain harimau Sumatera, macan tutul, banteng, gajah sumatera, badak bercula dua, badak jawa, beruang madu, orang utan, babi hutan, biawak, bekantan, dan lain sebagainya.
    2. Flora dan Fauna Australis
    Flora dan fauna Australis disebut juga flora dan fauna Gondwana ( nama benua purba di Australia). Flora dan Fauna ini berada di paparan sahul yang meliputi Pulau Papua dan pulau-pulau di Dangkalan Sahul. Pada zaman geologi, Paparan Sahul bergabung dengan Benua Australia.Oleh karena itu, flora dan fauna Australis memiliki kesamaan dengan flora fauna di yang hidup di benua Australia.
    Flora dan fauna Australis dibatasi oleh Garis Weber yang memanjang melalui Laut Timor, Laut Seram, dan Laut Halmahera. Jenis flora Australis, antara lain Araucaria dan Nothofagus. Jenis fauna Australis, antara lain buaya air tawar, ikan duyung, katak pohon, landak semut, kuskus, kanguru, kanguru pohon, burung kasuari dan lain-lain.
    3. Flora dan Fauna Peralihan
    Jenis flora dan fauna ini disebut zone wallace. Jenis flora dan fauna ini terletak pada garis wallace dan garis weber, meliputi daerah Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku. Sebagian dari jenis flora fauna ini mirip dengan jenis flora fauna Asiatis, dan sebagian lagi mirip dengan flora fauna jenis Australis.
    Jenis flora peralihan antara lain kayu hitam, kayu cendana, kayu putih, kayu kemiri, anggrek hitam, anggrek macam tutul, dan anggrek putih. Jenis fauna peralihan yang mirip dengan fauna Asiatis yaitu kera dan tapir. Sedangkan fauna yang mirip dengan fauna jenis Australis yaitu kuskus dan kakaktua. Selain itu, ada juga jenis fauna endemis di daerah ini yaitu anoa, babi rusa, burung maleo, dan komodo.
    Indonesia bersama dengan Malaysia, Brunei, Filipina, dan Papua Nugini membentuk kawasan tetumbuhan yang disebut Malesia. Tetumbuhan kawasan ini berbeda tajam dari daerah sekitarnya oleh daerah sempit dengan perubahan flora secara luar biasa dan banyak marga tumbuhan mencapai batas persebaran.
    Tipe vegetasi dikendalikan oleh keadaan tanah, iklim, dan ketinggian tempat. Oleh karena itu, tipe vegetasi di indonesia berbeda-beda. Hutan hujan dataran rendah, dengan musim tidak berbeda dan curah hujan tinggi, merupakan hutan di bawah ketinggian 1.500 m. Lebih banyak jenis tumbuhan diwakili di sini daripada tipe vegetasi lainnya. Daerah terbesar adalah Kalimantan dan Papua.
    Hutan hujan pegunungan terjadi di atas 1.500 meter. Hutan di kawasan itu basah sepanjang tahun. Hutan seperti itu relatif sedikit jenisnya. Hutan hujan pegunungan yang luas terdapat di sepanjang Bukit Barisan di Sumatera dan juga di Papua dengan puncak tertinggi mencapai di atas batas teratas hutan.
    Cukup sekian penjelasan mengenai persebaran flora dan fauna di Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia kita harus bangga karena Indonesia memiliki beragam kekayaan flora dan fauna.

    The Wallace Line

    The Wallace Line, named after the naturalist Alfred Russel Wallace who explored the islands between 1854 and 1862 runs between Bali and Lombok, extending north through the Makassar Strait between Kalimantan (Borneo) and Sulawesi. On the western side of this line the animals are predominately of Asian origin (tigers, rhinoceros etc.). On the eastern side of the Wallace line the animals are of Australian descent with a lot of endemic species.
    Another Naturalist, Weber was interested in how far Australian animals and plants spread into the Eurasian area. He noticed that he could draw a line between Sulawesi and Irian Jaya (= Indonesian part of Papua New Guinea) and between Timor and Australia. To the west, the fauna is more than 50 percent Oriental, while to the east of the line, fauna is more than 50 percent Australian in origin.
    Today biogeographers think of the area between these lines more as a zone of transition. This zone, encapsulating Sulawesi, Nusa Tenggara and Maluku, is called Wallacea. With animals and plants from both regions to draw upon, as well as a huge number of endemic species (= restricted to a particular geographic region and found nowhere else in the world), Wallacea is specially interesting for naturalists and divers alike.
    Map of Wallacea with Wallace's, Weber's and Lydekker's line (print version - weather map)

    Wallacea during the ice age

    Nusa Tenggara is a good example to show what happens, if animals disperse over a chain of islands. Nusa Tenggara belongs to Wallacea and is the Indonesian name for the over 500 islands east of Bali, running from Lombok in the west to Timor in the east. Nusa Tenggara stretches over 1300 kilometer and lies just a few degrees south of the equator. The northern islands (Lombok, Sumbawa, Flores to Alor) are volcanic, the southern islands (Sumba, Savu, Roti and Timor) are uplifted coral limestone and sediment. There are over 40 volcanoes with half of them still active.
    Nusa Tenggara is divided from Bali by the Lombok Strait. Alfred Russel Wallace was here between 1854 and 1862 and while collecting birds he noticed, that while Bali shares nearly all its birds with Java (we now know, that it is about 97%), Lombok and Bali have much less birds in common (only 50%).
    Why is there such a distinct separation between the bird populations of Bali and Lombok which lies only about 25 km across the strait? During the ice age Bali was connected by a land corridor to Java. There was still a channel between Bali and Lombok. Some birds, which are good dipersers and had no problem to cross the gap, other bird stayed in Bali and never reached Lombok. As these bidrs dispersed further east across Nusa Tenggara they became more distinct from the mother population in Java. In Nusa Tenggara and the Maluku (Moluccs) there are 562 species of birds recorded, 144 of these are endemic (= found nowhere else). Timor, the island to the very east has the highest number of endemic species of any of the other islands of Nusa Tenggara.
    Bathymetric map of Bali, Lombok, Lombok strait and Sumbawa during the Pleistocene times (palaeogeographical reconstruction after Kitchener 1990): Dark green = dry land connecting the islands - print version
    Each further gap in the necklace like chain of islands which is Nusa Tenggara was a further obstacle to overcome. For example the Sape Strait between Sumbawa and Komodo or the Ombai Strait between Alor and Timor. Thus the species of birds that could successfully cross all these gaps dwindled and the birds staying in a particular habitat changed and adjusted and became endemic on that island.
    Map of Nusa Teggara
    An other example is Sulawesi (Celebes). In the west it is divided from Borneo and thus from the Asian mainland by the narrow but deep Makassar Strait. Even during the ice age with its low sea level Sulawesi was never actually connected to Borneo. Of the known Sulawesi fauna 62% of mammal, 27% of the bird 62% of reptile and 76% of amphibian species are endemic! For example there are marsupials (related to Australian kangaroos and possums) on the eastern islands, but they are not seen in Borneo which lies west of Sulawesi. These animals reached Sulawesi by hopping across landbridges during the ice age coming from Australia.
    Map with migration routes between Australasia and Asia through the Wallacean islands during sea level changes due to the ice age (70'000 to 40'000 years ago) after Birdsell 1977. Dark green = dry land connecting the islands. print version

    Wallacea - an underwater biodiversity hotspot

    Personally I am always astonished at the number of species you can find on a single dive. Indonesia is said to contain 10 to 15 percent of the world's coral reefs. It is often assumed, that you have to travel to far away places for the best diving, but isolation often also means an impoverished fauna, because for the animals it is also difficult to reach these places! The islands of Sulawesi, Mollucas, Bali and Nusa Tenggara are ideally positioned in the Indonesian Throughflow (Arus Lintas Indonesia), a massive flow of water that passes from the Pacific to the Indian Ocean and deposits planktonic larvae in the waters of Wallacea. This results in a very high diversity of species. It is said that the photographer Rudie Kuiter catalogued in Maumere Bay (Flores) alone over 1200 species of fish including some new to science.
    Map of the Indonesian Throughflow, current patterns in February (print version - weather map)
    In 2002 researchers identified global priority areas for coral reef conservation and prepared a list with the world's top 10 coral reef hotspots. These are areas rich in marine species which are found only in small area. Therefore they are highly vulnerable to extinction.
    The Wallacea hotspot encompasses some 346'782 km2 and covers Nusa Tenggara (Lombok, Sumbawa, Komodo, Flores, Sumba, Savu, Roti and Timor), the Mollucas and Sulawesi. Wallacea is divided from an other hotspot, Sundaland, by the Wallace's Line. The marine life in this region is astonishingly rich. The major threats to this hotspot are pollution from land-based sources, sediment pollution from logging and mining, intensive destructive fishing (dynamite fishing) and live reef fish trade (for the aquarium trade and for restaurants in South East Asia).
    More information on hotspots - Hotspot Wallacea - Report of the IUCN

    Sir Alfred Russel Wallace

    The naturalist Alfred Russell Wallace is a very interesting historic person. Born in 1823 in England he actually earned his living by hunting and collecting wildlife for museum collections. He first visited the Amazon but in 1854, after a disastrous fire that destroyed his whole collection he started out from Singapore and spent a total of 8 years in Borneo, Sulawesi, Nusa Tenggara, the Moluccs and the Aru islands (Irian Jaya). He recounted this interesting journey and the scientific conclusions he reached during his travels in his book "The Malay Archipelago". I can only recommend this book, it is a thoroughly readable account of his travels and gives you a lot of insight into this region.
    Already in 1858 Alfred Russel Wallace had written a thesis about the evolution of species "On the Tendency of Varieties to Depart Indefinitely From the Original Type". He outlined in a clear manner the origin of species by natural selection, explaining the tendency of species to diverge from a common ancestor. Wallace was a contemporary of Charles Darwin and he sent his paper for appraisal to him. At that time Darwin had already formulated his theory on the origin of species but hadn't published any papers. The two now made a joint public announcement, however with Wallace still away in distant Indonesia, it was Darwin's name which became later connected with the evolutionary theory.
    More information about Sir Alfred Russel Wallace / Information about the Wallace line.
    Books: The Malay Archepelago by Alfred Russel Wallace - complete online version by Papua web / On the zoological geography of the Malay archipelago / On the Physical Geography of the Malay Archipelago / list of all books and articles of Alfred Russel Wallace / The song of the Dodo by David Quammen
    Pengertian Hewan Endemik -Spesies endemik merupakan gejala alami sebuah biota untuk menjadi unik pada suatu wilayah geografi tertentu. Sebuah spesies bisa disebut endemik jika spesies tersebut merupakan spesies asli yang hanya bisa ditemukan di sebuah tempat tertentu dan tidak ditemukan di wilayah lain. Wilayah di sini dapat berupa pulau, negara, atau zona tertentu.
    Contoh spesies endemik adalah Anoa yang hanya bisa ditemukan sebagai spesies alami di Sulawesi saja. Juga Rusa Bawean yang keberadaannya secara alami hanya dijumpai di pulau Bawean, Jawa Timur, Indonesia
    Wilayah dengan keanekaragaman hayati tinggi tidak berarti merupakan daerah dengan tingkat endemisme tinggi, meskipun kemungkinan untuk dihuni oleh organisme endemik menjadi meningkat. Beberapa ancaman terhadap wilayah dengan endemisme tinggi adalah penebangan hutan secara berlebihan serta metode pembukaan lahan dengan cara membakar hutan. Dua faktor ini umumnya didapati pada negara-negara dengan populasi yang tinggi. dan bisa di artikan suatu wilayah yang terserang suatu penyakit
  • Fauna asiatis
  • Flora asiatis
  • FloraFauna Peralihan

  • FloraFauna Australis